A. Klasifikasi Iklim Köppen
Ø KELOMPOK A: Iklim tropis/megatermal
v Iklim hutan hujan tropis
(Af)
v Iklim monsum
tropis (Am)
v Iklim basah dan kering atau sabana tropis
(Aw)
Cirinya adalah
sebagai berikut:
suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
• suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
• curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
• tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
• suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
• curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
• tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
Ø KELOMPOK B: Iklim kering (gersang dan semigersang)
Sepanjang tahun, rata-rata penguapan lebih besar dari curah hujan. Tidak terdapat surplus air. Dalam zona iklim ini tidak terdapat sumber sungai yang permanen.
Dengan ciri sebagai berikut:
• Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
• Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;
Ø KELOMPOK C: Iklim sedang/mesotermal
Bulan terdingin
mempunyai temperatur rata-rata di bawah 180C, tetapi di atas-30C.
Paling sedikit satu bulan mempunyai temperatur rata-rata di atas 100C.
Pada iklim terdapat musim panas dan musim dingin
- Iklim Mediterania (Csa, Csb)
- Iklim subtropis (Cfa, Cwa)
- Iklim sedang maritim atau iklim laut (Cfb, Cwb)
- Iklim subarktik maritim atau iklim laut subkutub (Cfc)
Ø Kelompok D: Iklim benua/mikrotermal
Bulan terdingin memiliki temperatur rata-rata di bawah
-3C. Temperatur rata-rata bulan terpanas di atas 100 yang berbatasan
kira-kira sama derngan ishoterm 100, yakni batas pohon paling utara
- Iklim benua musim panas (Dfa, Dwa, Dsa)
- iklim benua musim panas hangat atau hemiboreal (Dfb, Dwb, Dsb)
- Iklim subarktik kontinental atau boreal (taiga) (Dfc, Dwc, Dsc)
- iklim subarktik kontinental dengan musim dingin ekstrem (Dfd, Dwd)
Ø KELOMPOK E: Iklim Kutub
Temperatur rata-rata bulan terpanas di bawah 100C
dan tidak terdapat musim panas.
- Iklim tundra (ET)
- Iklim kutub es (EF)
Peta iklim
Köppen–Geiger
B. Klasifikasi
Iklim Menurut Mohr
Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan
dan besarnya curah hujan, dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian
bulan dalam kurun waktu satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah
apabila curah hujan >100 mm per bulan, bulan lembab bila curah hujan bulan
berkisar antara 100 – 60 mm dan bulan kering bila curah hujan < 60 mm per
bulan
Mohr membagi iklim berdasarkan curah
hujan yang sampai ke permukaan bumi, yaitu menjadi tiga golongan sebagai
berikut:
1.
Bulan
kering (BK), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut kurang
dari 60 mm.
- Bulan sedang (BS, yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut berkisar antara 60 – 90 mm.
- Bulan basah (BB), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut 100 mm ke atas.
C. Klasifikasi
Iklim Menurut Schmidt-Ferguson
Sistem iklim ini sangat terkenal di Indonesia. Menurut Irianto, dkk (2000) penyusunan peta iklim menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson lebih banyak digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut Schmidt-Ferguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr. Pencarian rata-rata bulan kering atau bulan basah (X) dalam klasifikasian iklim Schmidt-Ferguson dilakukan dengan membandingkan jumlah/frekwensi bulan kering atau bulan basah selama tahun pengamatan ( åf ) dengan banyaknya tahun pengamatan (n).
D.
Sistem Klasifikasi Oldeman
Klasifikasi iklim
yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh
tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan
jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-turut.
Oldeman membagi lima
zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim merupakan pembagian dari
banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang terjadi dalam setahun.
Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah bulan kering berturut-turut
dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim berdasarkan huruf yaitu
Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu :
- Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut
- Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
- Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
- Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
Berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan
ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut:
- Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm
- Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm
c. Bulan
kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
A. :
Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan
B. :
Jika terdapat 7 – 9 bulan basah berurutan
C. :
Jika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan
D. :
Jika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan
E. :
Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan
Pada dasarnya
Kriteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang
digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt – Ferguson Bulan basah yang digunakan
Oldeman adalah sebagai
berikut: Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab
apabila curah hujannya 100 - 200 mm. Bulan kering apabila curah hujannya kurang
dari 100 mm
E. Klasifikasi Iklim Yunghunh
Pembagian iklim didasarkan pada ketinggian tempat yang ditandai dengan jenisvegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone:
Pembagian iklim didasarkan pada ketinggian tempat yang ditandai dengan jenisvegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone:
- Zone iklim panas.Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan lebih 22 C ( padi, jagung, tebu dan kelapa).
- Zone iklim sedang.Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 22 C ( kopi, the, kina dan karet).
- Zone iklim sejuk.Ketinggian.1500 – 2500, suhu rata-rata tahunan 11 C – 15 C (cocok tanaman holtikultura).
- Zone iklim dingin.Ketinggian 2500 – 400m, dengan suhu rata-rata tahunan 11 C (zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut).
- Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan.
arigato ne, atas infonya... ;)
ReplyDelete